Berita

Simulasi Penggunaan Kendaraan Amfibi untuk Translokasi Badak Jawa

Selasa, 03 Jun 2025 | Siaran Pers

simulasi-penggunaan-kendaraan-amfibi-untuk-translokasi-badak-jawa

SIARAN PERS
Nomor: SP. 088/HKLN/PPIP/HMS.3/06/2025

Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) terus mengupayakan pelestarian Badak Jawa dengan merencanakan translokasi individu terpilih ke area penangkaran khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Proses ini dilaksanakan dengan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.

Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan perlunya dilakukan translokasi. Salah satu fungsinya yaitu untuk program breeding guna membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak.

"Kondisi populasi Badak Jawa di alam ada indikasi penurunan varietas genetik. Sehingga translokasi ke JRSCA juga dapat membantu mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik populasi badak Jawa," ungkapnya.

Translokasi direncanakan dari habitat alami Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.

Untuk mempersiapkan proses ini, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5), guna menguji kemampuan angkut kandang Badak Jawa melintasi laut.

“Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup panjang,” ujar Satyawan.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan Korps Marinir dalam pelestarian satwa langka juga merupakan bentuk kolaborasi strategis lintas sektor.

Menanggapi hal tersebut, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan. Ranpur K-61 diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi dengan memperhatikan aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat.

Kandang transportasi yang digunakan dalam simulasi dirancang khusus agar memenuhi standar kenyamanan dan keamanan satwa, dilengkapi sistem ventilasi serta penyangga untuk meminimalisir guncangan. Kandang ini memiliki berat sekitar 1 ton, sementara berat Badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6 ton.

Simulasi ini menunjukkan bahwa Ranpur Kapa K-61 sangat layak digunakan untuk translokasi Badak Jawa, membuka harapan baru dalam upaya konservasi spesies langka ini di habitat yang lebih aman dan terkontrol.


Jakarta, Kemenhut, 3 Juni 2025

Untuk Informasi Lebih Lanjut:
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon
Ardi Andono - 0812-2302-554

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto

Website:
www.kehutanan.go.id

Youtube:
Kementerian Kehutanan

Facebook:
Kementerian Kehutanan

Instagram:
Kemenhut

Twitter:
@kemenhut_ri