Kunker ke Sumut, Menhut Tegaskan Perhutanan Sosial Bisa Jadi Motor Penggerak Ekonomi Hijau
Rabu, 10 Sep 2025 | Siaran Pers
SIARAN PERS
Nomor: SP. 199/HUMAS/PP/HMS.3/9/2025
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, bersama Wamenhut Sulaiman Umar Siddiq, melakukan kunjungan kerja ke Kelompok Perhutanan Sosial Kelompok Tani Cinta Mangrove di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, Rabu 10/9).
“Kehadiran kami di Desa Perupuk adalah bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat sinergi dengan masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, dan mitra pembangunan. Dengan kebersamaan, kita bisa menjadikan perhutanan sosial sebagai motor penggerak ekonomi hijau yang berkelanjutan,” ujar Menhut.
Kunjungan kerja ini juga turut dihadiri oleh Bupati Batu Bara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kepala UPT Kementerian Kehutanan di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Dialog yang terjadi membuat masyarakat lebih semangat dalam menjaga ekosistem hutan mangrove.
Bupati Batu Bara, Baharuddin Siagian, menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap masyarakat pesisir. Pemerintah daerah juga akan terus mendukung Kelompok Tani Cinta Mangrove dalam usaha pengembangannya. Dukungan ini diharapkan semakin memperkuat peran kelompok masyarakat dalam menjaga hutan sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Kunjungan ini menegaskan pentingnya peran stakeholder – mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan, dunia usaha, hingga masyarakat – dalam mewujudkan keberhasilan perhutanan sosial. Sinergi lintas sektor ini menjadi kunci dalam menjaga ekosistem, menciptakan keseimbangan lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelompok Tani Cinta Mangrove diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi pengembangan perhutanan sosial di seluruh Indonesia.
Kelompok Tani Cinta Mangrove merupakan Kelompok Perhutanan Sosial dengan Skema Hutan Kemasyarakatan yang sudah memiliki persetujuan pengelolaan perhutanan sosial sesuai SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK. 5467/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/8/2018 Tanggal 28 Agustus 2018.
Kelompok Tani Cinta Mangrove dikenal aktif dalam kegiatan penanaman, perlindungan, dan pemanfaatan mangrove secara lestari. Potensi dasar pada usaha yang dilakukan adalah Wisata Alam berbasis hutan mangrove. Terdapat didalamnya jungle track, wisata kuliner, Paviliun Japan, panahan, tempat pemancingan dan budidaya kepiting bakau.
Kegiatan wisata yang sudah di kelola ±4 tahun ini sangat banyak pengunjungnya. Menikmati spot-spot foto di alam terbuka mangrove dan tak jarang para pengunjung juga datang yang ingin memancing ikan maupun menikmati udara segar dari kawasan hutan mangrove yang dikelola. Kelompok Tani Cinta Mangrove memiliki KUPS Jasa Lingkungan Wisata Kampung Kito. Usaha tersebut berhasil memberikan pendapatan kurang lebih Rp 2 miliar per tahunnya. Kelompok Tani Cinta Mangrove resmi naik kelas menjadi platinum per Juli Tahun 2025.
Tak hanya itu, kawasan mangrove khususnya pada areal kelola Kelompok Tani Cinta Mangrove Desa Perupuk juga menjadi lokasi persinggahan burung migran yang datang setiap tahunnya. Keberadaan banyak spesies langka dan terancam punah menjadikan pesisir Pantai Timur Kabupaten Batu Bara sebagai kawasan yang sangat penting untuk konservasi burung.
Potensi ini juga dapat dikembangkan menjadi ekowisata berbasis minat khusus, seperti pengamatan burung. Burung-burung yang langka dan sulit ditemukan akan menarik minat pengamat burung dari dalam maupun luar negeri. Burung migran yang sudah terpantau berasal dari Rusia dan Cina.
Kekayaan keanekaragaman burung air, fungsi ekologi yang vital, serta dukungan masyarakat lokal dalam pengelolaannya memiliki potensi besar untuk diusulkan sebagai bagian dari Flyway Network Site – FSN dalam kerangka Jalur Terbang Asia Timur–Australasia.
Pengusulan ini tidak hanya akan memperkuat upaya konservasi burung migran dan habitatnya di tingkat lokal, tetapi juga meningkatkan peran Indonesia dalam jaringan internasional pelestarian burung air bermigrasi. Selain itu, status tersebut berpeluang membuka akses pada dukungan global, baik dalam bentuk pengetahuan, pendanaan, maupun kerjasama lintas negara, sehingga memberikan manfaat berkelanjutan bagi keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat pesisir di Kabupaten Batu Bara.
Jakarta, Kemenhut, 10 September 2025
Untuk Informasi Lebih Lanjut:
Kepala Balai Perhutanan Sosial Medan,
Apri Dwi Sumarah
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto
Website:
www.kehutanan.go.id
Youtube:
Kementerian Kehutanan
Facebook:
Kementerian Kehutanan
Instagram:
Kemenhut
Twitter:
@kemenhut_ri