Menteri Kehutanan Tinjau Suaka Margasatwa Paliyan di Sela Kunjungan ke Yogyakarta
Rabu, 07 Mei 2025 | Siaran Pers
SIARAN PERS
Nomor: SP.063/HKLN/PPIP/HMS.3/05/2025
Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni tinjau Suaka Margasatwa (SM) Paliyan di sela-sela kunjungannya ke Yogyakarta hari Selasa (6/5/2025). Menteri Raja Juli mengunjungi SM Paliyan dalam rangka meninjau hasil pemulihan ekosistem di SM Paliyan, Gunungkidul.
Pemulihan ekosistem SM Paliyan berkaitan dengan kondisi rusaknya kawasan hutan Paliyan pasca reformasi tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 2000, kawasan hutan Paliyan ditunjuk sebagai kawasan suaka margastwa. Pemulihan kawasan SM Paliyan dimulai pada tahun 2002-2003 melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang diresmikan oleh Presiden Megawati di petak 137 dan 138. Selanjutnya pada tahun 2005 hingga 2016 melalui kerja sama dengan Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) dilakukan pemulihan ekoistem dengan menanam tanaman MPTS dengan tujuan penghijauan, menyediakan pakan satwa dan pemberdayaan masyarakat.
Era baru pemulihan ekosistem SM Paliyan dilakukan melalui penanaman jenis-jenis asli karst (native spesies karst). Penanaman jenis-jenis asli karst tersebut didasarkan pada hasil penelitian salah satu dosen Fakultas Kehutanan UGM terkait tanaman asli kawasan karst. Tahun 2015, diawali dengan pembuatan demplot pemulihan ekosistem di SM Paliyan dengan jenis-jenis tanaman native karst seperti bendo, preh, lo, mojo, dan timoho.
Saat ini terdapat 4 desa penyangga di sekitar SM Paliyan, yang meliputi Desa Karangasem, Karangduwet, Kepek dan Jetis. Kegiatan pemberdayaan dilakukan melalui persemaian, penanaman, pemeliharaan tanaman, pembinaan dan pendampingan kelompok serta kegiatan yang berkaitan dengan sekolah literasi.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan saat ini adalah budidaya tanaman hortikultura, pertanian dan kehutanan di Desa Karangasem, Karangduwet, dan Jetis. Dalam mendukung budidaya tersebut, Kementerian Kehutanan melalui Balai KSDA Yogyakarta memberi bantuan berupa pembuatan sumur bor, rumah pembibitan, peralatan, dan pendampingan kelompok.
Budidaya tanaman kehutanan yang dilakukan masyarakat di daerah penyangga SM Paliyan meliputi jenis-jenis adalah MPTS seperti Sengon dan tanaman native karst. Melalui Kerjasama dengan MSIG, tanaman jenis native karst dibeli dan ditanam di dalam kawasan SM Paliyan. Kegiatan budidaya ini sudah cukup berhasil dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Kerjasama yang terjalin antara BKSDA Yogyakarta, MSIG, dan masyarakat sekitar SM Paliyan tersebut mendapatkan apresiasi dari Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.
“Apresiasi terhadap pola kerjasama yang dilakukan Sumitomo, masyarakat dan BKSDA dalam pengelolaan kawasan dan disaat yang sama juga harus direplikasi karena keberhasilannya sudah terlihat.” kata Menhut saat melakukan dialog bersama masyarakat di SM Paliyan, Selasa (6/5/2025)
Lebih lanjut Menteri Kehutanan menyampaikan “Partisipasi masyarakat sangat luar biasa. Sekuat apapun pendanaan dan penjagaan, jika masyarakat tidak dilibatkan, atau bahkan dianaktirikan, pengalaman di tempat lain hutannya tidak lestari. Terimakasih juga kepada BKSDA yang telah terus mendampingi masyarakat secara bersama-sama dan perlu ditingkatkan kedepannya karena ini menjadi benchmark kita. Apa yang dilakukan Sumitomo dapat menjadi agenda kedepan untuk direplikasi di lahan-lahan kritis lain secara terukur dengan melakukan penghijauan, rehabilitasi dan sekaligus bisa melibatkan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dengan adanya hutan.”
Keberhasilan pemulihan ekosistem di SM Paliyan terlihat dengan beragamnya keanekaragaman hayati yang ada di dalam kawasan SM Paliyan. Kawasan yang semula gundul akibat penebangan illegal, kini mulai terpulihkan ekosistemnya. Hasil pendataan flora fauna pada tahun 2024, di dalam Kawasan SM Paliyan dijumpai keanekaragaman hayati yang cukup beragam meliputi 5 jenis mamalia, 13 jenis herpetofauna, 19 jenis capung dan 65 jenis kupu-kupu.
Burung sebagai salah satu satwa indikator yang mencerminkan keberhasilan rehabilitasi kawasan mengalami penambahan jenis yang signifikan. Pada awal pelaksanaan pemulihan ekosistem tahun 2006, hanya ditemukan 20 jenis burung, saat ini telah dijumpai 41 jenis dengan 5 jenis diantaranya merupakan satwa dilindungi.
Informasi lebih lanjut:
Kepala Balai KSDA Yogyakarta
Diah Sulistyari (HP. 081325892011)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D.
Website:
www.kehutanan.go.id
Youtube:
Kementerian Kehutanan
Facebook:
Kementerian Kehutanan
Instagram:
Kemenhut
Twitter:
@kemenhut_ri